
Jakarta (ANTARA) – PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE), perusahaan jasa penunjang pertambangan, menyampaikan fokus penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (IPO) tahun ini akan diarahkan pada belanja modal (capital expenditure/Capex) untuk pengadaan alat berat serta operasional Perseroan.
Direktur Utama MINE Ivo Wangarry menjelaskan bahwa sekitar 48 persen dari total dana hasil IPO, atau setara Rp63,21 miliar, memang telah dialokasikan khusus untuk pembelian alat berat baru. Langkah ini dipandang krusial dalam memperkuat infrastruktur operasional, khususnya untuk mendukung proyek PT Weda Bay Nickel yang menjadi salah satu fokus utama ke depan.
“Selain (pembelian) alat berat, kita kebanyakan penggunaan dana dari IPO itu untuk working capital kita. Selain dari itu masih dalam perhitungan lagi tergantung kesiapan dari operasional kami,” ujar Ivo dalam konferensi pers Paparan Publik (Public Expose) Tahunan MINE di Jakarta, Selasa.
Berdasarkan prospektus Perseroan, MINE telah menerima penawaran resmi dari dua penyedia alat berat ternama, yakni PT United Tractors Tbk dan PT Sany Perkasa.
Selain belanja alat berat, sekitar 11 persen dana IPO atau Rp14 miliar digunakan untuk pembelian aset tetap berupa tanah dan bangunan dari Komisaris Utama sekaligus Pemegang Saham Pengendali Perseroan, Sinjo Jefry Sumendap. Sisa dana lainnya dialokasikan sebagai modal kerja guna menunjang kegiatan operasional Perseroan.
Adapun dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp306,5 miliar untuk disisihkan sebagai dana cadangan dan laba ditahan.
Dari total dana bersih hasil penawaran umum perdana saham (IPO) sebesar Rp129,6 miliar setelah dikurangi biaya emisi, Perseroan telah merealisasikan penggunaan dana sebesar Rp14 miliar untuk pembelian aset tetap berupa tanah dan bangunan.
Adapun sisa dana sebesar Rp115,6 miliar saat ini ditempatkan dalam bentuk giro di Bank Mandiri sebagai langkah strategis untuk menjaga likuiditas dan fleksibilitas finansial dalam mendukung rencana ekspansi jangka menengah hingga panjang.
“Pengelolaan dana IPO kami fokuskan pada penguatan fundamental jangka panjang. Investasi aset tetap dan penempatan dana yang prudent adalah langkah awal kami dalam membangun struktur modal yang kokoh,” ungkap Ivo.
Dalam RUPST perdana ini, para pemegang saham juga menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp306,5 miliar, dengan rincian disisihkan sebagai dana cadangan dan laba ditahan.
Lebih lanjut, Ivo menegaskan sebagai bagian dari strategi jangka panjang Perseroan akan memperluas portofolio proyek. Perseroan memastikan bahwa setiap langkah ekspansi akan membawa nilai tambah dan memperkuat ketahanan bisnis ke depan.
“Perluasan proyek adalah kunci untuk memastikan keberlanjutan usaha. Kami menyadari pentingnya membangun basis klien yang lebih luas agar lebih adaptif terhadap dinamika industri. Kami tetap berkomitmen menjaga hubungan profesional yang solid dengan mitra yang sudah ada, sambil membuka peluang kemitraan baru,” tambahnya.
Sebagai wujud konkret dari strategi tersebut, saat ini MINE telah dipercaya menangani proyek-proyek besar seperti PT Weda Bay Nickel dan PT Hengjaya Mineralindo.
Terbaru, Perseroan juga tengah menjalin kerja sama strategis dengan PT Sulawesi Cahaya Mineral (PT SCM) untuk jasa kontraktor tambang dan pengangkutan (hauling). Langkah ini mencerminkan fokus Perseroan dalam membangun portofolio proyek yang terdiversifikasi dan berpotensi memberikan kontribusi jangka panjang terhadap kinerja keuangan Perseroan.
Untuk mendukung kelancaran operasional di berbagai proyek strategis, Perseroan saat ini mengoperasikan hampir 1.000 unit alat berat beserta peralatan pendukung lainnya.
Seiring rencana ekspansi yang berkelanjutan, jumlah ini akan terus bertambah. Sebagai bagian dari strategi penguatan armada, Perseroan telah mengalokasikan belanja modal pada tahun 2025 yang difokuskan untuk pengadaan alat berat baru.
“Kapasitas alat berat menjadi salah satu tulang punggung operasional kami. Investasi pada armada adalah bagian dari upaya menjaga efisiensi dan produktivitas kerja di tengah tingginya permintaan jasa pertambangan nasional. Dengan demikian dapat menjaga pertumbuhan bisnis yang positif dan berkelanjutan,” tutup Ivo.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025