
Apabila IHSG kuat bertahan di sekitar level 7.038, maka akan lebih terbuka peluang rebound lanjutan
Jakarta (ANTARA) – Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang bergerak variatif pada perdagangan Kamis.
Sentimen akan berasal utamanya terkait dengan perkembangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan negara mitra dagang, sebelum batas waktu jeda 90 hari tarif resiprokal berakhir.
“Apabila IHSG kuat bertahan di sekitar level 7.038, maka akan lebih terbuka peluang rebound lanjutan. Namun perlu diwaspadai potensi aksi ambil untung jangka pendek menjelang libur long weekend. Sehingga IHSG diperkirakan masih akan bergerak fluktuatif pada kisaran 7.000 sampai 7.120,” ujar Ratna Lim di Jakarta, Kamis.
Presiden AS Donald Trump dikabarkan akan melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden China Xi Jinping pada pekan ini. Trump menyatakan keyakinan bahwa sebuah pembicaraan dengan pemimpin Xi Jinping dapat meredakan ketegangan perdagangan.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi meminta AS untuk menciptakan kondisi yang diperlukan agar hubungan China dan AS Kembali di jalur yang benar.
Sebelumnya, Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan kenaikan tarif impor baja dan aluminium dari 25 persen menjadi 50 persen mulai 4 Juni 2025.
Di sisi lain, sepanjang sisa pekan ini, AS akan merilis beberapa data ekonomi penting, diantaranya trade balance pada Kamis (5/6), nonfarm payrolls, average hourly earnings dan unemployment rate pada Jumat (6/6).
Dari kawasan Eropa, pelaku pasar menantikan pertemuan Europan Central Bank (ECB) pada Kamis (5/6), yang diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 2,15 persen dari 2,40 persen. Selain itu akan dirilis data trade balance Jerman bulan April 2025 pada Jumat (6/6).
Dari kawasan Asia, China akan merilis data inflasi Mei 2025 dan trade balance Mei 2025 pada Senin (9/6).
Dari dalam negeri, Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia bersama dengan Menteri perdagangan AS berkomitmen untuk mempercepat negosiasi perdagangan kedua negara sebelum berakhirnya tenggat waktu perpanjangan tarif pada Juli 2025.
Hal ini disampaikan di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Dewan OECD hari pertama di Paris, Prancis. Tentunya pertemuan tersebut menjadi momen penting dalam keberlanjutan dialog bilateral antara Indonesia dan AS, terutama dalam isu perdagangan dan investasi.
Di sisi lain, pelaku pasar menantikan diluncurkannya paket stimulus ekonomi dari pemerintah mulai 5 Juni 2025, sebagai upaya mendorong kenaikan daya beli masyarakat.
Selain itu, pelaku pasar menantikan realisasi investasi Danantara senilai Rp81.4 miliar, yang diambil dari potensi dividen BUMN senilai Rp120 miliar tahun ini, untuk delapan sektor ekonomi.
Pada perdagangan Rabu (03/06), bursa AS Wall Street ditutup menguat, diantaranya indeks S&P 500 naik 0,01 persen ditutup di level 5.970,38, sementara Nasdaq Composite menguat 0,27 persen dan berakhir di 21.721,58. Dow Jones Industrial Average turun 0,22 persen di 42.427,00.
Indeks bursa Eropa ditutup menguat seiring ekspektasi akan tercapainya kemajuan dalam negosiasi dagang antara Uni Eropa dan AS, diantaranya Euro Stoxx 50 naik 0,55 persen ke posisi 5.405,85, indeks FTSE 100 naik 0,16 persen ke posisi 8.801,02, DAX naik 0,77 persen ke posisi 24.276,62, serta CAC 40 naik 0,53 persen ke posisi 7.804,84.
Dari dalam negeri, IHSG ditutup menguat 24,22 poin atau 0,34 persen ke posisi 7.069,04. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,71 poin atau 0,22 persen ke posisi 796,63.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025