Jakarta (ANTARA) – Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) atau BRIS Wisnu Sunandar menilai penurunan saham BRIS merupakan hal yang wajar di tengah kondisi makro ekonomi dan periode pembagian dividen saat ini.

Ia menegaskan penurunan tidak hanya terjadi pada saham BRIS saja, melainkan juga pada saham emiten lainnya.

“Kita lihat sebenarnya bukan cuma BSI, yang lain juga. Kinerja kan kita masih positif. Saya kira kondisi makro dan aksi profit taking itu juga dilakukan para investor. Jadi wajarlah biasa kalau habis ini kan bulan-bulannya pembagian dividen,” ujar Wisnu saat sesi doorstop di Kantor BSI Pusat, Jakarta, Rabu.

Wisnu mengatakan bahwa toleransi terhadap penurunan harga saham BRIS saat ini masih dalam batas yang wajar.

Ia meyakini dalam waktu dekat harga saham BRIS akan kembali naik di tengah kinerja perseroan yang positif pada kuartal I-2025.

Apabila melihat pola yang terjadi pada awal 2025, Ia mengingatkan harga saham BRIS pernah menguat signifikan setelah berada di posisi terendahnya, sehingga koreksi saat ini bisa menjadi peluang untuk kembali mengakumulasi saham.

“Kalau teman-teman awal tahun beli, saya kira sekarang banyak yang lakukan profit taking,” ujar Wisnu.

Ia mengingatkan bahwa koreksi sering kali diikuti oleh penguatan kembali (rebound), dan investor yang masuk di level bawah akan mendapatkan keuntungan besar.

Ia mencontohkan, kejadian pada awal tahun 2025 ketika saham BRIS menyentuh di level 2.100, yang akhirnya mengalami rebound hingga kembali menyentuh level psikologis 3.000.

Pada perdagangan Rabu (04/06) hari ini, saham BRIS tercatat turun hingga 230 poin atau 8,27 persen ke posisi 2.550.

Wisnu kembali menegaskan bahwa ini bukanlah sinyal negatif, melainkan peluang beli bagi investor yang sudah menunggu momentum.

“Yang namanya investasi itu, kalau biasa ya, kalau naik tinggi, dilaporkan profit taking, ketika turun, it's time to buy. Gitu aja," ujar Wisnu.

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025