
Direktur MUTU Herliana Dewi dalam konferensi pers setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (29/5/2025). ANTARA/HO-MUTU
Jakarta (ANTARA) – PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) menyetujui pembagian dividen final tunai senilai Rp7,21 miliar atau setara Rp2,30 per saham untuk tahun buku 2024.
Pembagian dividen akan dilakukan sesuai dengan Undang- Undang (UU) Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), serta peraturan yang berlaku di bidang pasar modal dan peraturan Bursa.
“Sisa laba bersih setelah dikurangi penyisihan cadangan wajib dan pembagian dividen, yang sebesar Rp16,83 miliar akan dialokasikan untuk menambah saldo laba ditahan perseroan,” ujar Direktur Keuangan MUTU International Sumarna dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Presiden Direktur MUTU International Arifin Lambaga optimistis pendapatan bisa melesat pada 2025, berkaca dari kondisi pasar, faktor pendukung dan hambatan, serta potensi pertumbuhan usaha.
“Perseroan telah menyusun berbagai strategi inovatif yang mencakup pengembangan laboratorium, skema sertifikasi baru, serta perluasan jasa inspeksi dan kajian guna memperkuat kinerja dan memperluas jangkauan pasar,” ujar Arifin.
Arifin juga menjelaskan strategi perseroan terbagi pada tiga pilar utama, yaitu pertama Green Economy, yang mana perseroan terdorong untuk mengembangkan bisnis pada fokus strategi Green Economy, salah satunya dengan mengembangkan skema Green Gold Label, Sustainable Biomass Program, dan skema terkait dengan EU Deforestation Regulation (EUDR).
Pilar kedua yaitu Shariah Economy, yang mana negara-negara seperti Malaysia, Arab Saudi, dan Indonesia memimpin ekonomi halal dengan kebijakan nasional yang mendukung.
"Kesadaran konsumen dari negara nonmuslim terkait dengan ekonomi halal pun terus meningkat. Hal ini menjadi pemicu perseroan untuk mengembangkan skema sertifikasi dan inspeksi di bidang halal," ujar Arifin.
Pilar ketiga yaitu Digital Economy, yang mana digitalisasi yang terus diterapkan di berbagai industri juga menjadi prospek usaha yang relevan bagi perseroan melalui penyediaan sistem traceability, terutama untuk aset sumber daya alam.
"Kami optimistis MUTU dapat tumbuh secara berkelanjutan dan memperkuat posisi sebagai pemimpin industri TIC (Testing, Inspection, Certification) di Indonesia maupun kawasan regional," ujar Arifin.
Pada 2024, MUTU International mencatatkan pendapatan Rp308,84 miliar, atau meningkat 7,72 persen year on year (yoy) dari tahun sebelumnya sebesar Rp286,71 miliar.
Pertumbuhan pendapatan ditopang oleh kenaikan pendapatan di segmen pengujian (testing) yang tumbuh signifikan 22,5 persen.
Sejalan dengan itu, laba kotor perseroan tercatat meningkat menjadi Rp139,11 miliar, atau naik 2,46 persen (yoy) dibandingkan 2023 sebesar Rp135,76 miliar.
Beban pokok pendapatan naik 12,45 persen (yoy) menjadi Rp169,73 miliar dari sebelumnya Rp150,94 miliar, terutama disebabkan oleh bertambahnya beban penyusutan aset tetap, beban karyawan, dan biaya subkon pengujian, yang berkaitan langsung dengan peningkatan aktivitas operasional.
Beban usaha juga tercatat meningkat 15,92 persen (yoy) menjadi Rp97,52 miliar pada 2024, dibandingkan Rp84,12 miliar pada tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh peningkatan beban pegawai dan biaya pemasaran.
Kenaikan beban menyebabkan laba usaha turun menjadi Rp41,59 miliar pada 2024, menurun 19,46 persen (yoy) dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp51,64 miliar.
Penurunan itu turut berdampak pada laba tahun berjalan, yang tercatat sebesar Rp24,11 miliar pada 2024, atau turun 22,10 persen (yoy) dibandingkan Rp30,96 miliar pada tahun sebelumnya.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025