Denpasar, Bali (ANTARA) –

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat investor saham di Pulau Dewata tetap tumbuh yakni sebesar 22,79 persen di tengah dinamika ekonomi global.

“Pertumbuhan double digit dibandingkan posisi sama tahun sebelumnya,” kata Kepala OJK Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Bali, Kamis.

Menurut dia, realisasi tersebut menunjukkan penanam modal tetap optimis dan positif terhadap perekonomian Indonesia, sehingga minat investor tanah air berinvestasi di pasar modal dalam negeri terus tumbuh.

Adapun jumlah investor saham per April 2025 di Bali sebanyak 153.988 Single Investor Identification (SID), atau tumbuh dibandingkan posisi sama 2024 mencapai 125.407 SID.

Nilai transaksi saham di Bali mencapai sebesar Rp2,37 triliun atau tumbuh 33,52 persen dibandingkan posisi sama 2024 mencapai Rp1,78 triliun.

Demikian juga, dengan jumlah investor reksa dana dan surat berharga negara (SBN) yang masing-masing tumbuh sebesar 20,86 persen dan 17,75 persen.

Sementara itu, OJK mencatat nilai kepemilikan saham di Bali mencapai Rp5,62 triliun atau tumbuh 18,13 persen lebih tinggi dibandingkan April 2024 mencapai Rp4,76 triliun.

Kemudahan berinvestasi saham diperkirakan menjadi salah satu indikator peningkatan pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Bali.

Sebagai gambaran, hanya dengan minimal dengan modal investasi Rp100 ribu, investor pemula yakni generasi muda, sudah bisa berinvestasi saham.

Selain itu, sosialisasi dan literasi keuangan menyasar masyarakat beragam kalangan termasuk generasi muda yang gencar dilakukan regulator dan lembaga jasa keuangan, juga berperan meningkatkan investor saham di Pulau Dewata.

Sementara itu, literasi dan inklusi keuangan khususnya terkait pasar modal di Bali perlu terus digenjot.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2025, indeks literasi dan inklusi sektor pasar modal masih tergolong rendah, yakni masing-masing sebesar 17,78 persen dan 1,34 persen.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.