Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup menguat di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia.

IHSG ditutup menguat 34,56 poin atau 0,49 persen ke posisi 7.141,09. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,50 poin atau 0,68 persen ke posisi 811,65.

“IHSG bergerak menguat di saat bursa regional Asia melemah, yang mana pasar merespon rilis data ekonomi China yang menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel April 2025 melambat dan gagal memenuhi ekspektasi, memperkuat kekhawatiran atas permintaan konsumen yang lemah, output industri mengalahkan perkiraan tetapi melambat dari kecepatan Maret 2025,” ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus di Jakarta, Senin.

Dari dalam negeri, IHSG melanjutkan kenaikan seiring aksi net buy (beli bersih) oleh investor asing. Di sisi lain, dengan downgrade yang terjadi pada AS, berpotensi menimbulkan arus modal investor masuk ke emerging market, salah satunya Indonesia.

Bank Indonesia (BI) melaporkan pada pekan kedua Mei 2025, aliran modal asing masuk (capital inflow) ke Indonesia senilai Rp4,14 triliun, yang menunjukkan bahwa investor asing mulai kembali melakukan akumulasi, menandakan bahwa mereka secara bertahap kembali memasuki pasar saham Indonesia.

Dari mancanegara, Moody’s Ratings akhirnya menurunkan peringkat Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Aaa menjadi Aa1, seiring adanya kekhawatiran bahwa utang dan defisit akan membengkak, sehingga membuat AS kehilangan daya tariknya untuk para investor global.

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025