
Masyarakat, pelaku UMKM, hingga generasi muda dapat menjadi bagian dari transformasi ekonomi melalui pasar modal
Surabaya (ANTARA) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat untuk meningkatkan literasi dan cerdas dalam berinvestasi di era digital, dalam rangka memperingati Hari Pasar Modal Indonesia yang jatuh setiap 3 Juni.
Khofifah menyampaikan bahwa pasar modal merupakan instrumen penting dalam mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, baik di tingkat daerah maupun nasional.
“Hari Pasar Modal Indonesia bukan hanya sebagai momen refleksi sejarah, tetapi juga pengingat bahwa masyarakat bisa menjadi pelaku utama pertumbuhan ekonomi. Investasi kini tidak lagi eksklusif bagi korporasi besar. Masyarakat, pelaku UMKM, hingga generasi muda dapat menjadi bagian dari transformasi ekonomi melalui pasar modal,” ujarnya dalam keterangan diterima di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, Jawa Timur menyumbang hampir 15 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
Dengan posisi tersebut, inovasi dalam pembiayaan pembangunan menjadi kebutuhan, mengingat tidak semua kebutuhan pembangunan dapat terpenuhi melalui APBN dan APBD.
“Pasar modal adalah salah satu solusi pembiayaan pembangunan. Kita harus mendorong lebih banyak BUMD, koperasi besar, dan 'startup' untuk masuk ke bursa agar dapat tumbuh lebih kuat dan transparan,” katanya.
Khofifah mencatat bahwa perkembangan pasar modal di Jawa Timur menunjukkan tren positif.
Hingga kuartal I 2025, sebanyak 58 perusahaan asal Jatim telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan total dana yang dihimpun melalui penawaran umum (IPO) mencapai Rp15,2 triliun.
Dari jumlah tersebut, sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar yakni Rp10,4 triliun.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan literasi masyarakat dalam pengembangan pasar modal agar tercipta keseimbangan dan keberlanjutan.
“Masyarakat harus diberi pemahaman utuh soal investasi. Ini penting untuk mencegah praktik investasi bodong sekaligus mendorong keputusan keuangan yang sehat,” tuturnya.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal secara nasional per Januari 2025 telah mencapai 1,84 juta Single Investor Identification (SID).
Jawa Timur tercatat sebagai salah satu dari tiga provinsi dengan jumlah investor terbanyak di Indonesia.
Capaian tersebut, lanjut Khofifah, merupakan hasil kolaborasi antara BEI, OJK, lembaga pendidikan, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang konsisten memperluas akses dan edukasi keuangan.
Saat ini, puluhan Galeri Investasi BEI telah hadir di kampus dan sekolah menengah di Jawa Timur.
Berbagai program edukasi seperti literasi pasar modal syariah dan digital juga terus digencarkan hingga menjangkau wilayah pedesaan.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada 2025 diperkirakan berada pada kisaran 4,7 hingga 5,5 persen (year-on-year/YoY), yang didorong oleh konsumsi rumah tangga, ekspor dan investasi.
“Pasar modal yang sehat akan memperkuat pembiayaan pembangunan. Ini bukan hanya untuk infrastruktur besar, tetapi juga untuk mengakselerasi ekonomi kerakyatan,” ujarnya.
Khofifah pun mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari pelajar, ASN, pelaku usaha, guru, hingga tokoh agama untuk membangun budaya investasi yang bertanggung jawab, cerdas, dan berkelanjutan.
“Hari Pasar Modal Indonesia harus menjadi momentum kolaborasi. Pemerintah Provinsi siap menjadi mitra strategis untuk memperluas inklusi keuangan dan mendorong ekonomi rakyat naik kelas lewat pasar modal,” ucapnya.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025