
Jakarta (ANTARA) – Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menegaskan komitmen terhadap keberlanjutan dan akuntabilitas, melalui Sustainability Report (laporan keberlanjutan) yang terbitkan setiap tahunnya.
Vice President Investor Relations and Public Affairs AALI Fenny Sofyan memastikan laporan keberlanjutan perseroan disusun mengacu pada aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta mengikuti standar global yaitu Global Reporting Initiative (GRI)
“Laporan ini menerapkan prinsip-prinsip pelaporan GRI, seperti akurasi, keseimbangan, kejelasan, keterbandingan, kelengkapan, konteks keberlanjutan, ketepatan waktu, dan verifikasi,” ujar Fenny sebagaimana keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Ia melanjutkan, perseroan meluncurkan kebijakan keberlanjutan yang menekankan pada komitmen tidak melakukan deforestasi, melakukan konservasi lahan gambut, dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM).
“Kemudian diejawantahkan lebih terperinci dalam inisiatif Astra Agro Sustainability Aspirations 2030 yang diterbitkan pada tahun 2022,” ujar Fenny.
Guru Besar Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Sri Wartini mengatakan laporan keberlanjutan sebuah perusahaan publik dapat menjadi acuan bagi khalayak untuk mengukur komitmen emiten dalam menegakkan prinsip keberlanjutan.
Bagi para investor, lanjutnya, laporan tahunan dan keberlanjutan bisa menjadi acuan apakah perusahaan itu melakukan greenwashing atau tidak.
“Perusahaan yang sudah terbuka berarti mengedepankan transparansi, yang juga menjadi acuan publik dalam melakukan investasi. Karena mereka menerbitkan Sustainability Report sehingga publik dapat mengetahui strategi keberlanjutan, kebijakan keberlanjutan sampai dengan perlindungan hak masyarakat, lingkungan dan implementasi tanggung jawab sosial,” ujar Sri.
Ia melanjutkan, kewajiban perusahaan terkait keterbukaan publik tentang kinerja keberlanjutan dan keuangan telah diatur dalam undang-undang (UU) maupun ketentuan OJK bagi perusahaan publik, tidak terkecuali perusahaan kelapa sawit.
"Para pelaku bisnis dapat menerapkan tiga pilar utama keberlanjutan yakni, pilar perlindungan lingkungan, pilar pertumbuhan ekonomi dan pilar pembangunan sosial," ujar Sri.
Analis Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menilai AALI dapat menjadi pilihan investor seiring dengan performa bisnis dan akuntabilitas keuangan terjaga di tengah dinamika industri kelapa sawit.
"Saat ini setiap perusahaan publik diminta mampu mengikuti prinsip-prinsip keberlanjutan. Menurut saya, AALI telah menjalankan komitmen dan membuktikannya dengan penerbitan laporan keberlanjutan setiap tahun dan kuartalan persis seperti laporan keuangan," ujar Hendra.
Ia mengatakan komitmen keberlanjutan dan performa keuangan yang jelas, membuat AALI tergolong emiten dengan kategori sehat dan hijau sehingga layak dipertimbangkan oleh investor sebagai pilihan green investment.
"Sustainability Report menjadi salah satu poin yang baik dari perseroan telah memberikan kepercayaan dari investor," ujar Hendra.
AALI telah melaporkan kinerja keuangan dan keberlanjutan kepada publik sejak tahun 2009, yang merupakan bukti perseroan dalam menegakkan prinsip keberlanjutan.
Laporan keberlanjutan AALI bahkan sebelum ada beleid yang ditetapkan oleh OJK yang tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.
AALI mencatatkan pendapatan tumbuh 5 persen year on year (yoy) menjadi senilai Rp21,82 triliun pada tahun 2024, dengan laba bersih meningkat 9 persen (yoy) dari Rp1,06 triliun pada 2023 menjadi senilai Rp1,15 triliun pada 2024.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.