Jakarta (ANTARA) – Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak melemah pada perdagangan Senin ini, dengan sentimen utama akan berasal dari tingkat global.

Sentimen utama akan berasal dari meningkatnya eskalasi konflik geopolitik di kawasan Timur Tengah, yang mana Amerika Serikat (AS) sudah mulai ikut serta melalui serangan udara yang dilakukan pada Sabtu (21/6/2025) waktu AS.

“Di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi domestik akibat potensi kenaikan harga energi dan tarif impor AS, serta kondisi teknikal, maka diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi dan menguji support di level 6.820- 6.850,” ujar Ratna Lim di Jakarta, Senin.

AS pada akhirnya turut serta dalam konflik yang terjadi antara Iran dan Israel, yaitu resmi mengebom tiga fasilitas nuklir di Iran pada Sabtu (21/6/2025), setelah pada akhir pekan Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menunggu dua pekan sebelum memutuskan untuk ikut menyerang Iran.

Keikutsertaan AS dalam konflik Iran dan Israel diperkirakan akan semakin meningkatkan ketegangan geopolitik dan berpotensi mendorong kenaikan harga komoditas, terutama minyak mentah yang dapat mendorong kenaikan inflasi di tingkat global.

Apabila hal itu terjadi, akan membuat para bank sentral tidak dapat menurunkan suku bunganya di tengah ekonomi global yang cenderung membutuhkan stimulus moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Saat ini yang cukup mengkhawatirkan adanya kemungkinan Iran akan memilih untuk meninggalkan NPT (Non-Proliferation Treaty) yang merupakan perjanjian internasional untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan teknologi terkait.

Selain itu, kekhawatiran kenaikan harga minyak mentah dan LNG, karena seperlima pasokan minyak harian dunia melewati selat Hormuz yang terletak di antara Iran dan negara tetangganya seperti Arab Saudi.

Selama pekan ini, pelaku pasar akan mencermati perkembangan konflik di kawasan Timur Tengah, negosiasi perdagangan antara AS dan negara mitra dagang, serta pidato Chairman The Fed.

Selain itu, pelaku pasar juga menantikan data ekonomi seperti indeks Personal Consumption Expenditure (PCE) Prices, serta indeks Purchasing Managers Index (PMI) di AS, Euro Area dan Jepang.

Pada perdagangan Jumat (20/6/2025), bursa saham Eropa masih bergerak menguat, diantaranya indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,35 persen, Euro Stoxx 50 menguat 0,70 persen, indeks DAX Jerman naik 1,27 persen, dan index CAC Prancis naik 0,48 persen.

Bursa saham AS di Wall Street juga kompak melemah pada perdagangan Jumat (20/6/2025), indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,08 persen, berakhir di 42.206,79. Indeks S&P 500 jatuh 0,22 persen dan ditutup di 5.967,97, sementara Nasdaq Composite melemah 0,43 persen dan berakhir di 21.623,83.

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.